Jajan Lagi di Sate Klathak Pak Pong

Tadi malam makan di sate klathak Pak Pong, setelah bertahun-tahun menghindari makan di sana. Alasannya sederhana saja, terlalu ramai atau bisa dibilang terlalu mainstream. Kalau tidak salah mengingat, terakhir makan di sana sekitar 3 tahun yang lalu. Waktu kebagian tugas city check in tiket tamu kantor yang kebablasan tamunya minta diantar makan sate. Waktu itu pun sudah ramai, tapi tidak seramai sekarang. Parkir mobilnya masya Alloh, ngebaki jalan.

Sate Klathak Pak Pong ini ada dua warung, yang pertama ada di seberang Apotek Wonokromo, yang kedua ada di jalan menuju ke Stadiun Sultan Agung. Dulu sih, saya, Dian sama anak-anak sering makan di yang deket Stadiun. Jaman warungnya masih yang utara jalan saja. Jaman sebelum dijadiin lokasi suting Termehek-mehek.

Perkembangan Sate Klathak Pak Pong ini keren sekali, mulai dari satu warung menjadi dua warung. Kemudian warung yang deket stadiun pasti selalu ramai. Semenjak ramai itu, saya jadi jarang ke sana. Mending ke Mak Adi atau ke Kang Barry saja.

Semalem pun sebetulnya tidak ingin ke Pak Pong, tapi kok ndilalahnya Kang Barry tutup (padahal pingin napak tilas AADC2). Puter ke Mak Adi kok ya tumben-tumbannya banyak banget mobil parkir di depannya. Pas lewat Pak Pong yang depan Apotek Wonokromo kok ya agak sepi parkirannya. Akhirnya ke situ deh, lama juga gak ke situ, pengen tahu apa perubahannya.

image

Beberapa perubahan daripada terakhir kali makan di sana adalah.  JUMLAH DAGING DALAM SATU TUSUKNYA JADI TAMBAH BANYAK! IRISAN DAGINGNYA GEDE-GEDE. SUBHANALLAH. DAGINGNYA PUN EMPUK.
Kami menunggu setengah jam sampai sate siap saji di meja. Tapi ya sepadan lah. Untuk harga pun masih standar, tidak mahal.

Yang tidak lupa, makannya pakai garpu. Biar kaya Mbak Cinta

image

Jajan Lagi di Sate Klathak Pak Pong

5 thoughts on “Jajan Lagi di Sate Klathak Pak Pong

Leave a reply to astiitah.as Cancel reply